Abstract. The purpose of this article is to describe the actualization of the transformative Islamic vision within religious economic movement. The transformative vision is the theological spirit Kitab Silsilah Taโ€™lim Al Lughah Al Arabiyyah ini merupakan salah satu yang di rangkai dari beberapa kitab โ€“ kitab panduan belajar bahasa Arab yang terpadu, antara satu sama lain saling berkaitan dan saling melengkapi. Kitab โ€“ kitab tersebut yaitu meliputi : Kitab Khat. Kitab Qiraโ€™ah Wal Kitabah. Kitab Taโ€™bir. Majelis taโ€™lim dalam persoalan kehidupan masyarakat dan bangsa mempunyai fungsi yang sangat signifikan, terutama bagi ukhuwah wathaniyah. Adapun kedudukan majelis taโ€™lim secara sosiologis bukan hanya sekedar tempat berkumpulnya kaum bapak-bapak dan kaum ibu-ibu saja, melainkan mempunyai nilai teologis yang akan memberikan pengetahuan, penghayatan dan bimbingan perilaku untuk melaksanakan Kata Majlis Taโ€™lim tersusun dari gabungan dua kata, yaitu: Majelis dan Taโ€™lim. Majelis immigran berasal dari negara- negara Arab. Sekitar 27% nya berasal dari negara- negara Asia Kitab Silsilah Taโ€™lim Al-Lughah Al-Arabiyyah Mustawa Tsani. Download PDF Buku 1-Shorof. Download PDF Buku 2-Al kitabah. Download PDF Buku 3-Hadits. Download PDF Buku 4-Durus Minal Qurโ€™an. Download PDF Buku 5-Khot. Download PDF Buku 6-Muโ€™jamul Kalimat. Download PDF Buku 7-Dalil Muโ€™allim. Download PDF Buku 8-Al Qiroโ€™ah. Maka setiap akan meninggalkan Majelis dianjurkan membaca doa penutup majelis berikut ini: ุณูุจู’ุญุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ูˆุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู’ ู„ุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฃู†ู’ุชูŽ ุฃุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆุฃุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ 3NSnGvc. I. PENDAHULUAN Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya majelis taklim terdiri dari dua akar kata bahasa Arab yaitu majlis yang berarti tempat duduk, tempat siding atau dewan, sedangkan taโ€™lim berarti pengajaran.[1] Jika kita gabungkan dua kata itu dan mengartikannya secara istilah, maka dapatlah kita simpulkan bahwasannya majelis taklim memiliki arti tempat berkumpulnya seseorang untuk menuntut ilmu khususnya ilmu agama bersifat nonformal jika kita melihat pendidikan yang ada di Indonesia ini. Majelis taklim sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW saat dakwah pertamanya yang bertempat di rumah Arqom bin Al-Arqom. Sekarang, penamaan majelis taklim sudahlah tidak asing lagi bagi kita. Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas tentang fungsi, tujuan, kedudukan dan macam-macam majelis taklim. Suatu kegiatan sudah semestinya memiliki hal-hal ini yang akan menjadikan kegiatan terarah dan terorganisir dengan baik. II. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN Sesuai dengan apa yang telah saya sebutkan di atas, bahwasannya majelis taklim jika kita melihat lapangan, ia bersifat nonformal, namun walaupun demikian fungsi dari majelis taklim itu sendiri sangatlah dirasa dalam masyarakat. Majelis taklim juga banyak disorot karena perannya dalam mengembangkan pribadi Islami pada pesertanya. Hal yang menjadi tujuan majelis taklim, mungkin rumusannya bermacam-macam. Sebab para pendiri majelis taklim dengan organisasi lingkungan, dan jamaah yang berbeda, tidak pernah mengalimatkan tujuannya. Maka Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS, dalam bukunya โ€œStrategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklimโ€, merumuskan tujuan dari segi fungsinya, yaitu Pertama, berfungsi sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis taklim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama, yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. Kedua, berfungsi sebagai tempat kontak social, maka tujuannya silaturahmi. Ketiga, berfungsi mewujudkan minat social maka tujuannya meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan lingkungan jamaahnya.[2] Dari kutipan tujuan di atas, terlihatlah bahwasannya tujuan majelis taklim sangat erat kaitannya dengan fungsinya. Bahkan tidak hanya Tutty Alawiyah yang merumuskan hal tersebut, Muhsin MK pun dalam bukunya tidak memisahkan antara tujuan dan fungsi majelis taklim. Paparnya dalam bukunya yang berjudul โ€œManajemen Majelis Takilmโ€[3], apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya majelis taklim dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini berfungsi dan bertujuan sebagai berikut A. Tempat belajar-mengajar Majelis taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajar mengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman ajaran Islam. B. Lembaga pendidikan dan keterampilan Majelis taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi kaum perempuan dalam masyarakatyang berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah mawaddah warohmah. Melalui Majelis taklim inilah, diharapkan mereka menjaga kemuliaan dan kehormatan keluarga dan rumah tangganya. C. Wadah berkegiatan dan berkreativitas Majelis taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.[4] Negara dan bangsa kita sangat membutuhkan kehadiran perempuan yang sholihah dengan keahlian dan keterampilan sehingga dengan kesalehan dan kemampuan tersebut dia dapat membimbing dan mengarahkan masyarakat kea rah yang baik.[5] D. Pusat pembinaan dan pengembangan Majelis taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan social, dan politik yang sesuai dengan kodratnya[6]. E. Jaringan komunikasi, ukhuwah dan silaturahim Majelis taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami. Jika kita perhatikan dengan teliti, penjelasan Muhsin MK di atas mengkhususkan majelis taklim yang pesertanya adalah dari kaum wanita. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kaum lelaki pun dapat mengadakan majelis taklim. Hanya saja di Jakarta dan sekitarnya mungkin lebih banyak dikenal majelis taklim yang banyak dari kaum wanita pesertanya. III. MACAM-MACAM MAJELIS TAKLIM[7] Majelis taklim yang tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat Indonesia jika dikelompok-kelompokkan adaberbagai macam, antara lain Dilihat dari jamaahnya, yaitu Majelis taklim kaum ibu/muslimah/perempuan Majelis taklim kaum bapak/muslimin/laki-laki Majelis taklim kaum remaja Majelis taklim anak-anak Majelis taklim campuran laki-laki dan perempuan/kaum bapak dan ibu Dilihat dari organisasinya, majelis taklim ada beberapa macam, yaitu Majelis taklim biasa, dibentuk oleh masyarakat setempat tanpa memiliki legalitas formal kecuali hanya member tahu kepada lembaga pemeritahan setempat Majelis taklim berbentuk yayasan, biasanya telah terdaftar dan memiliki akte notaries. Majelis taklim berbentuk ormas Majelis taklim di bawah ormas. Majelis taklim di bawah orsospol. Dilihat dari tempatnya, majelis taklim terdiri dari Majelis taklim masjid atau mushola Majelis taklim perkantoran Majelis taklim perhotelan Majelis taklim pabrik atau industri Majelis taklim perumahan IV. KESIMPULAN Dengan pembahasan di atas, akan ada bayangan seperti apa majelis taklim itu dilihat dari fungsi, tujuan dan macam-macamnya. ketika meneliti atau berkeinginan untuk membentuk sebuat majelis taklim insya Allah akan lebih mudah merumuskannya. Dalam prakteknya, majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama islam yang paling fleksibal dan tidak terikat oleh waktu. Majelis taklim bersifat terbuka terhadap segla usia, lapisan atau strata social, dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam . tempat pengajarannya pun bisa dilakukan dirumah, masjid, mushalla, gedung. Aula, halaman, dan sebagainya. Selain tiu majelis taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga pendidikan non-formal. Fleksibelitas majelis taklim inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan islam yang paling dekat dengan umat masyarakat. Majelis taklim juga merupakan wahana interaksi dan komunikasi yang kuat antara masyarakat awam dengan para mualim, dan antara sesama anggot jamaah majelis taklim tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.[8] V. DAFTAR PUSTAKA Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, Jakarta Pustaka Intermasa, 2009 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997 Website [1]Lihat Munawwir, Kamus Al-Munawwir, Pustaka Progressif [2]Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majelis Taklim, Bandung Mizan, 1997, cet. I, hal. 78 [3]Lihat Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim, Jakarta Pustaka Intermasa, 2009, cet. I, hal. 5-7. Penjelasannya adalah ringkasan-ringkasan yang juga tulisan yang beliau kutip disertai footnote insya Allah. [4]Muhsin MK, ibid, hal. 6, ia mengutip dari Mohammad Ali Al-Hasyimi, Kepribadian wanita muslimah, hal. 256. [5] ibid, penulis mengutip dari, AM Saefudin, Ada Hari Esok, hal. 34-35. [6] Ibid, hal. 7, penulis mengutip dari Dakwah Menjelang Tahun, Jakarta Koordinator Dakwah Islam, 1986, hal. 65. [7]Muhsin MK, ibid, hal. 9-12. Terjemah yang tepat untuk kata Majelis ร‡รกรœรฃรณรŒรบรกรถร“รต รŒ รฃรณรŒรณร‡รกรถร“รต al-majlisu j. majaalisuData diambil dari Kamus Al-Munawwir Edisi Indonesia Arab pada halaman 542 Terjemah kurang tepat? atau kesalahan tulisan? silakan laporkan ke [email protected] Sebelum kita membahas tentang doa penutup majelis atau doa kafaratul majlis, terlebih dahulu kita harus tahu apa itu majelis. Kita sering mendengar majelis ilmu, majelis taโ€™lim, majelis musyawarah dan lain-lain. Apa sebenarnya arti dari majelis tersebut? Majelis atau majlis ู…ุฌู„ูŠุณ dalam bahasa Arab di sebut dengan Isim makan yang artinya nama tempat duduk. Jadi, kalimat majlis itu mempunyai arti tempat duduk. Misalnya dua orang duduk berbincang-bincang, ini disebut dengan majlis berbincang, dua orang atau lebih duduk bermusyawarah, maka di sebut majlis musyawarah dna sebagainya. Kemudian kalimat ini majlis yang artinya tempat duduk, mengalami perkembangan dalam penggunaannya. Sehingga Majlis yang artinya tempat duduk sekarang tidak lagi khusus di gunakan pada tempat yang ada orang duduk saja. Namun, penggunaan majlis sudah umum baik pada orang duduk atau berdiri. Misalnya, dua orang bermuamalat sambil berdiri, ini juga di sebut dengan majlis yaitu majlis muamalat, dan sebagainya. Nah, sekarang kita sudah tahu dan memahami makna dari majlis. Artinya kita sudah bisa masuk dalam pembahasan doa penutup majlis atau mejelis. Baca juga Doa Naik Kendaraan Darat, Laut dan Udara Lengkap Artinya Apa arti penutup majelis? Ini artinya saat dimana dua orang yang bertemu atau lebih melakukan perpisahan, jadi bisa di katakan penutup majelis adalah pengakiran atau selesainya pertemuan. Nah, disinilah kita sunnat hukumnya membacakan doa penutup majelis atau disebut dengan doa KAFARATUL MAJLIS. Kafarat artinya penebus atau penghapus, seperti dalam istilah KAFARAH PUASA, ini artinya penebus puasa orang yang meninggalkan puasa. Ok, kami rasa sampai disini kita sudah memahami makna dari kafarah. Kafaratul Majelis artinya adalah tebusan terhada dosa yang mungkin terjadi dalam majelis tadi. Penebusan untuk kesalahan atau dosa yang kemungkinan terjadi dalam pertemuan dua orang atau lebih atau dalam musyawarah dan sebagainya. Jadi, maksud dari doa penutup majelis adalah doa yang di bacakan oleh orang yang ada pada majelis tersebut untuk menebus dosa yang kadang ada dan terjadi dalam pertemuan tersebut. Lebih detailnya, dalam sebuah pertemuan kita selalu melakukan sesuatu atau membicarakan sesuatu yang mengundang pahala atau sesuatu yagn malah menyebabkan dosa dan sebagainya. Maka, ketika kita akan menutup manjelis atau pertemuan itu, maka sunnat bagi setiap muslimin untuk membacakan doa kafaratul majelis denga harapan Allah SWT menghapus dosa-dosa kita yang kemungkinan ada dalam hal pembicaraan dengan teman-teman tadi di majelis. Baca juga Bacaan Zikir Setiap Saat Selalu di Baca Rasulullah SAW The Contents Doa Penutup Majlis Kafaratul Majelisู„ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุนูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุญูŽูู‘ูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุบูŽุดููŠูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ุณู‘ูŽูƒููŠู†ูŽุฉู ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠู…ูŽู†ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽุชููˆู’ุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ Dalam sebuah tempat pertemuan ada terjadi dua hal yagn berbeda, hal yang baik yang mengundang pahal dan hal buruk yang mengundang dosa. Jika pertemuan dalam majelis, kita membicarakan hal yang baik, seperti berzikir atau bershalawat, maka itu mengundabng pahala. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda ู„ูŽุง ูŠูŽู‚ู’ุนูุฏู ู‚ูŽูˆู’ู…ูŒ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุญูŽูู‘ูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุฉู ูˆูŽุบูŽุดููŠูŽุชู’ู‡ูู…ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽุฉู ูˆูŽู†ูŽุฒูŽู„ูŽุชู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู ุงู„ุณู‘ูŽูƒููŠู†ูŽุฉู ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูููŠู…ูŽู†ู’ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ู Artinya โ€œTidaklah sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah azza wa jalla, kecuali para malaikat mengelilinginya, rahmat Allah akan meliputinya, ketenteraman turun kepadanya, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nyaโ€ Bagaimana jika yang kita bicarakan adalah hal buruk seperti mengumpat, berbohong, berbicara dengan pembicaraan lagha atau sia-sia. Tentu yang ada bukan pahala malah mendatangkan dosa, maka karena itu dianjurkan bagi kita ketika akan menutup majelis atau akan membubarkan pertemuan untuk membacakan doa penutup majelis atau doa kafaratul majelis. Lantas bagaimana doa kafaratul majlis, berikut kita lihat doanya dengan bahasa Arab, latin dan terjemahannya. Note Sekalipun kamu mencantumkan dengan tulisan latin, namun kami menganjurkan anda untuk belajar baca Arab karena makhraj atau pelafalan dengan bahasa Arab beda sekali dengan membacakan Latin sehingga membacakan latin kdang bisa merusak makna dari kalimat Arab tersebut. Lihat juga Lirik atau Teks Sholawat Badar Arab dan Latin Doa Kafaratul Majlis Tulisan Arab ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽุชููˆู’ุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ Transliterasi atau Latin Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta astaghfรฌruka wa atuubu ilaika Terjemahannya โ€œMaha Suci Engkau, ya Allah Tuhanku, dan dengan kepujian-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Aku meminta keampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.โ€ Doa kafaratul majelis ini di sunnatkan untuk di bacakan setiap kali anda berpisah dengan teman anda atau setiap kali anda selesai dari sebuah pertemuan, baik majelis dua orang atau lebih. Semoga Allah SWT senantiasa menjauhkan kita dari dosa dan mendekati kita dengan rahmat-Nya. Dengan hadirnya artikel tentang doa penutup majelis atau kafaratul majelis penebus dosa dalam sebuah majelis ini diharapkan kita bisa menambah amalan kita dan bisa kita amalkan dalam setiap hal dan kita meminta kepada Allah selalu agar di lindungi kita dari setiap tutur kata dan perbuatan yang bisa menyakit saudara kita. Jika ini bermanfaat silahkan bagikan dan share ke media sosial teman-teman semuanya. doakafaratulmajelis doapenutupmajelis doamintaampunanAllah loading...Salah satu adab menghadiri Majelis ilmu adalah berdoa sebelum meningalkan perkumpulan majelis atau dikenal dengan istilah doa kafaratul majelis. Foto/Ist Doa penutup majelis dikenal dengan istilah "doa kafaratul majelis" yang dibaca setiap selesai dari perkumpulan majelis. Doa ini memiliki fadhilah sebagai penambal kesalahan yang dilakukan dalam majelis baik majelis ilmu atau pengajian berasal dari Bahasa Arab "Majlis" ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู yang artinya tempat duduk, tempat sidang, dewan dan taklim yang diartikan sebagai perkumpulan dalam rangka membahas, atau mendiskusikan sesuatu. Dengan demikian, Majlis Ta'lim artinya tempat perkumpulan membahas dan mengajarkan ilmu doa yang diajarkan Rasulullah SAW ketika menutup majelis ilmu. Doa ini sangat baik diamalkan bagi yang selesai menghadiri pertemuan di majelis. Berikut Bacaan Doa Kafaratul Majelisุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู€ูฐู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽุŒ ุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽุŒ ูˆูŽุฃูŽุชููˆู’ุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽSubhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa Anta, astaghfiruka, wa atuubu "Maha Suci Engkau Ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku meminta ampun dan bertaubat kepada-Mu."Rasulullah SAW bersabda "Jika telah selesai suatu majelis zikir ataupun majelis ilmu, dan sebelum berdiri membaca lafaz ini, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang mengikuti majelis tersebut." HR At-TirmidziDoa lain yang dapat diamalkan ketika selesai dari Majelis ilmu dan dzikir sebagai berikut ุงู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู‚ู’ุณูู…ู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽุดู’ูŠูŽุชููƒูŽ ู…ูŽุง ุชูŽุญููˆู’ู„ู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู†ูŽุง ูˆูŽุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู…ูŽุนูŽุงุตููŠู’ูƒูŽุŒ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุทูŽุงุนูŽุชููƒูŽ ู…ูŽุง ุชูุจูŽู„ู‘ูุบูู†ูŽุง ุจูู‡ู ุฌูŽู†ู‘ูŽุชูŽูƒูŽุŒ ูˆูŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ูŠูŽู‚ููŠู’ู†ู ู…ูŽุง ุชูู‡ูŽูˆู‘ูู†ู ุจูู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุตูŽุงุฆูุจูŽ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง. ุงู„ู„ู‘ู‡ูู…ู‘ูŽ ู…ูŽุชู‘ูุนู’ู†ูŽุง ุจูุฃูŽุณู’ู…ูŽุงุนูู†ูŽุง ูˆูŽุฃูŽุจู’ุตูŽุงุฑูู†ูŽุง ูˆูŽู‚ููˆู‘ูŽุชูู†ูŽุง ู…ูŽุง ุฃูŽุญู’ูŠูŽูŠู’ุชูŽู†ูŽุงุŒ ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู‡ู ุงู„ู’ูˆูŽุงุฑูุซูŽ ู…ูู†ู‘ูŽุงุŒ ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุซูŽุฃู’ุฑูŽู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุธูŽู„ูŽู…ูŽู†ูŽุงุŒ ูˆูŽุงู†ู’ุตูุฑู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ู’ ุนูŽุงุฏูŽุงู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ู…ูุตููŠู’ุจูŽุชูŽู†ูŽุง ูููŠ ุฏููŠู’ู†ูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽุฌู’ุนูŽู„ู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูŽ ู‡ูŽู…ู‘ูู†ูŽุง ูˆูŽู„ุงูŽ ู…ูŽุจู’ู„ูŽุบูŽ ุนูู„ู’ู…ูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูุณูŽู„ู‘ูุทู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ูŠูŽุฑู’ุญูŽู…ูู†ูŽุงAllohummaqsim lanaa min khosy-yatika maa tahuulu bainanaa wa baina maโ€™aashiika wa min thoo-'atika maa tuballighunaa bihii jannataka, wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihii 'alainaa mashoo-ibad dunyaa. Allohumma matti'naa bi asmaa-'inaa wa abshoorinaa wa quwwatinaa maa ahyaitanaa waj'alhul waaritsa minnaa waj'al tsa'ronaa 'alaa man zholamanaa wanshurnaa 'alaa man 'aadaanaa walaa taj'al mushiibatanaa fi diininaa walaa taj'alid dunyaa akbaro hamminaa walaa mablagha 'ilminaa wa tusallith 'alainaa man laa "Ya Allah, jadikanlah untuk kami bagian dari rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari perbuatan maksiat kepada-Mu. Jadikanlah untuk kami bagian dari ketaatan kepadamu yang dapat menyampaikan kami kepada surgamu. Jadikanlah untuk kami bagian dari rasa keyakinan yang dengannya Engkau meringankan kami dalam menghadapi musibah dunia. Ya Allah, berilah kenikmatan kepada kami dengan pendengaran, penglihatan, dan kekuatan kami selama Engkau menghidupkan kami, jadikanlah ia tetap ada pada kami, jadikanlah pembalasan kami kepada orang yang menzhalimi kami, berilah kami kemenangan atas orang yang memusuhi kami, janganlah Engkau jadikan musibah yang menimpa kami mempengaruhi agama kami, janganlah Engkau jadikan dunia sebagai tujuan terbesar dan puncak ilmu kami, dan janganlah Engkau jadikan orang yang tidak menyayangi kami orang kafir dan orang zhalim sebagai orang yang menguasai kami." HR At-Tirmidzi Baca Juga rhs Daftar Isi Keutamaan Doa Penutup Majelis Bacaan Doa Penutup Majelis dan Artinya Adab Menghadiri Majelis Ilmu 1. Membaca Al-Qur'an 2. Istighfar 3. Memuji Allah SWT 4. Memilih Teman yang Saleh 5. Melarang Seseorang Keluar dari Tempat Duduknya 6. Siapa Pertama Dapat Tempat Duduk, Dialah yang Paling Berhak 7. Menghilangkan Perkara yang Menyakitkan Hati 6. Mengucapkan Salam 8. Duduk di Bagian Paling Belakang 9. Bergeser 10. Dilarang Mendengarkan Pembicaraan Lain Saat mengunjungi majelis atau mendengarkan ceramah, ada baiknya mengucapkan doa penutup setelahnya. Hal ini dilakukan dengan harapan memohon keberkahan dan dihapuskan dari ucapan yang tidak baik. Berikut ini arti, keutamaan, serta Doa Penutup MajelisSetelah majelis berakhir, penceramah biasanya akan meminta jamaah membaca doa penutup majelis di akhir. Doa yang juga disebut doa Kaffaratul Majelis ini dibaca ketika jamaah berada di majelis ta'lim atau pengajian, dan dipanjatkan saat hendak meninggalkan ini adalah doa-doa yang biasa dipanjatkan setelah selesai pengajian. Doa ini biasa dibacakan setelah selesai belajar, membaca al-Qur'an, atau setelah bubar dari majelis. Sehingga tentu akan mendapatkan keberkahan dan pahala bila kita membacakan dengan niatan ikhlas karena Allah SWT. Dianjurkan membaca doa penutup Majelis karena dikhawatirkan terdapat kesalahan bisa berupa berbohong, meremehkan orang lain, dan merasa paling benar di antara yang hadits shahih riwayat At-Tirmidzi menjelaskan bahwa siapa yang membaca doa ini sebelum ia berdiri dari tempat duduknya maka seluruh kesalahan selama dalam majelis tersebut sebuah hadits Tirmidzi diriwayat oleh Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda"Barangsiapa yang berada pada suatu majelis, kemudian pada majelis tersebut tedapat banyak perkataan yang tidak berguna, lalu sebelum beranjak meninggalkan majelis, mengatakan hal yang ini Kaffaratul Majelis , 'Mahasuci Engkau ya Allah dan segala puji bagi-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau,,aku memohon ampun pada-Mu.' Kecuali telah diampuni baginya apa yang ada pada majlis tersebut." HR. Tirmidzi.Maka, setiap akan meninggalkan Majelis dianjurkan membaca doa penutup majelis berikut iniุณูุจู’ุญุงู†ูŽูƒูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ูˆุจูุญูŽู…ู’ุฏููƒูŽ ุฃุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃู†ู’ ู„ุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ุงูŽู‘ ุฃู†ู’ุชูŽ ุฃุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููƒูŽ ูˆุฃุชููˆุจู ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽSubhรขnakallรขhumma wa bihamdika asyhadu an-lรขilรขha illรข anta astaghfiruka wa atรปbu ilaikArtinya "Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."Adab Menghadiri Majelis IlmuDilansir dari buku Adab Menuntut Ilmu yang ditulis oleh Abu Hasan Mubarok tercantum hadist yang berbunyi dari Abdillah bin 'Umar ra. Yakni telah bersabda Rasulullah SAW Tidak ada suatu majelis pun yang tidak disebut nama Allah SWT di dalamnya melainkan mendapatkan penyesalan nanti di hari kiamat. HR. Ahmad 56Di antara adab dalam majelis ilmu adalah dengan mengingat Allah SWT dengan cara1. Membaca Al-Qur'anMembaca kitab suci Al-Quran merupakan salah satu adab dalam majelis ilmu. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda"Barang siapa pergi dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah swt akan memudahkan perjalannya menuju surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di masjid membaca al-Qur'an dan mentadaburinya kecuali Allah SWT akan memberikan ketentraman di hati mereka dan memberikan rahmat serta akan dinaungi para Malaikat dan menyebut-sebutkannya di sisi Allah SWT." HR. Muslim2. IstighfarMembaca 'Astaghfirlullahal-adziim' merupakan salah satu adab. Rasulullah bahkan mengucapkannya sebanyak 100 kali sebelum berdiri. Hal ini tertuang dalam hadits dari Ibn Umar RA yakni"Rasulullah SAW senantiasa menghitung dalam suatu majlis 100 kali istighfar sebelum berdiri. Yaa Rabb ampunilah aku dan terimalah taubatku, karena sesungguhnya engkau adalah penyayang dan penerima taubat." HR. Tirmidzi3. Memuji Allah SWTAnjuran untuk mensucikan, mengagungkan Allah SWT, memohon surga-Nya, dan berlindung dari neraka-Nya. Tertuang dalam hadits berikutุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจูŠ ู‡ูุฑูŽูŠู’ุฑูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุฅู†ู‘ูŽ ู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ู…ูŽู„ุงุฆููƒูŽุฉู‹ ูŠูŽุทููˆูููˆู†ูŽ ูููŠ ุงู„ุทู‘ูุฑูู‚ู ูŠูŽู„ู’ุชูŽู…ูุณููˆู†ูŽ ุฃู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ุฐู‘ููƒู’ุฑู ุŒ ููุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุฌูŽุฏููˆุง ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽุงู‹ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑููˆู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุนูŽุฒู‘ูŽ ูˆูŽุฌูŽู„ู‘ูŽ ุŒ ุชูŽู†ูŽุงุฏูŽูˆู’ุง ู‡ูŽู„ูู…ู‘ููˆุง ุฅูู„ูŽู‰ ุญูŽุงุฌูŽุชููƒูู…ู’ ุŒ ููŽูŠูŽุญููู‘ููˆู†ูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฃูŽุฌู’ู†ูุญูŽุชูู‡ูู… ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุŒ ููŽูŠูŽุณู’ุฃู„ูู‡ูู…ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุฃุนู’ู„ูŽู… ู…ูŽุง ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ุนูุจูŽุงุฏููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ูŠูุณูŽุจู‘ูุญููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŠููƒุจู‘ูุฑููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŽูŠูŽุญู’ู…ูŽุฏููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ูˆูŠูู…ูŽุฌู‘ูุฏููˆู†ูŽูƒูŽ ุŒ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู†ููŠ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูˆู’ูƒูŽ . ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู†ููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ูƒูŽ ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุชูŽู…ู’ุฌููŠุฏุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุชูŽุณู’ุจููŠุญุงู‹ . ููŽูŠู‚ููˆู„ู ููŽู…ูŽุงุฐูŽุง ูŠูŽุณู’ุฃูŽู„ููˆู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆู†ูŽ ูŠูŽุณู’ุฃู„ููˆู†ูŽูƒูŽ ุงู„ุฌูŽู†ู‘ูŽุฉูŽ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู‡ุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูˆู’ู‡ูŽุง . ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ููŽูƒูŠููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฃู†ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃุดูŽุฏู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุญูุฑู’ุตุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ุทูŽู„ูŽุจุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุนู’ุธูŽู…ูŽ ูููŠู‡ูŽุง ุฑูŽุบู’ุจูŽุฉู‹ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽู…ูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐููˆู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ูŠูŽุชูŽุนูŽูˆู‘ูŽุฐููˆู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุ› ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ุŸ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ุงูŽ ูˆูŽุงู„ู„ู‡ู ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ููŽูŠูŽู‚ููˆู„ู ูƒูŽูŠู’ููŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ุŸ! ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุฑูŽุฃูˆู’ู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ููุฑูŽุงุฑุงู‹ ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดูŽุฏู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ู…ูŽุฎูŽุงููŽุฉู‹ . ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ููŽุฃูุดู’ู‡ูุฏููƒูู…ู’ ุฃูŽู†ู‘ููŠ ู‚ูŽุฏู’ ุบูŽููŽุฑู’ุชู ู„ูŽู‡ูู… ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูŠูŽู‚ููˆู’ู„ู ู…ูŽู„ูŽูƒูŒ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุฉู ูููŠู’ู‡ูู…ู’ ููู„ุงูŽู†ูŒ ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุŒ ุฅู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ู„ูุญูŽุงุฌูŽุฉู ุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ุฌูู„ูŽุณูŽุงุกู ู„ุงูŽ ูŠูŽุดู’ู‚ูŽู‰ ุจูู‡ูู…ู’ ุฌูŽู„ููŠุณูู‡ูู…ู’ ู…ูุชู‘ูŽููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูArtinyaDari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Sesungguhnya para Malaikat senantiasa keliling ke jalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir, maka bila mereka menemukan suatu kaum berdzikir, mereka mendekat dan mempersilahkan mereka mengutarakan apa yang menjadi hajatnya, sembari mengepakkan sayap mereka sampai menjulang ke langit dunia, berkata Allah kepada para Malaikat sedang Allah lebih mengetahui daripada Malaikat, Apa yang hamba-Ku minta, Malaikat berkata; mereka bertasbih, tahmid, dan tahlil dan mengagungkan-Mu. Allah berkata; Apakah mereka melihat-Ku, Malaikat menjawab; tidak mereka tidak melihat Engkau, lantas Allah berkata; trus apa yang terjadi bila mereka bisa melihat kepada-Ku?, Malaikat menjawab; bila mereka bisa melihat Engkau, niscaya akan tambah semangat ibadahnya, banyak tasbih, takbir, dan memuji bertanya, terus apa yang mereka minta pada-Ku?, Malaikat menjawab; mereka menginginkan surge?, Allah bertanya; apakah mereka telah melihatnya?, Malaikat menjawab; tidak/belum, Allah bertanya; terus bagaimana bila mereka bisa melihatnya, Malaikat menjawab; mereka akan lebih tambah lagi semangat berdoa, dan rindu. Allah bertanya; trus daripada apa mereka meminta perlindungan, Malaikat menjawab dari jilatan api neraka, Allah bertanya; apakah mereka sudah melihatnya, Malaikat menjawab; belum Yaa Rabb, mereka belum melihatnya, Allah bertanya; lantas bagaimana bila mereka sudah melihatnya?, Malaikat menjawab; mereka akan tambah takut. Allah berkata; Wahai sekalian para Malaikat, saksikanlah oleh kalian, sesungguhnya Aku [Allah] telah memaafkan kesalahan mereka. Salah satu Malaikat ada yang bicara, Yaa Rabb di antara mereka ada orang yang datang bukan karena dzikir, tapi karena lain hal?, Allah berfirman; Yaa dia juga ikut mendapatkan bagian."4. Memilih Teman yang SalehAnjuran untuk berkumpul dengan teman yang saleh dan pergi ke majelis bersama juga menjadi nilai positif dalam adab ke majelis. Tertuang dari Abi Musa RA, Rasulullah SAW bersabda"Perumpamaan teman yang saleh, baik dan buruk/jelek adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Maka penjual minyak wangi akan memberikan aroma yang harus dan baik, sedangkan pandai besi itu bisa membakar pakaianmu atau meninggalkan aroma tak sedap." HR. Bukhari5. Melarang Seseorang Keluar dari Tempat DuduknyaTahukah kamu terdapat larangan memberdirikan orang lain dari tempat duduknya? Hal ini tertuang dalam hadits dari Ibn Umar RA dari Rasulullah SAW"Sesungguhnya baginda Nabi melarang seseorang memberdirikan dari tempat duduknya dan dia duduk di tempatnya, akan tetapi luaskanlah dan lapangkanlah. Adalah Ibn Umar RA tidak suka seseorang memberdirikan orang lain dan dia duduk di tempatnya. Akan tetapi lapangkanlah dan luaskanlah di antara kalian."6. Siapa Pertama Dapat Tempat Duduk, Dialah yang Paling BerhakTertuang juga dalam hadits bahwa siapa yang memperoleh tempat duduk maka ialah yang paling berhak. Dari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Jika salah seorang di antara kalian berdiri pada tempat duduk orang lain, kemudian orang yang pertama tadi datang kembali, maka yang pertama itulah yang berhak mendudukinya." HR. Muslim7. Menghilangkan Perkara yang Menyakitkan HatiBagi para pengunjung majelis dari Jabir berkata"Seseorang berjalan di masjid dengan panahnya, maka Rasulullah SAW bersabda genggamlah mata panah." HR. MuslimSementara dari Abi Musa al-Asya'ri"Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Jika salah seorang di antara kalian berjalan di suatu majlis/pasar dan di tangannya terdapat anak panah, maka hendaklah genggam mata panah."6. Mengucapkan SalamDari Abu Hurairah RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Jika salah seorang di antara kalian selesai dari suatu majlis maka hendaklah mengucapkan salam, dan bila tampak olehnya tempat duduk, maka duduklah, dan bila hendak berdiri ucapkanlah salam, tidaklah seseorang itu lebih berhak dari yang lainnnya." HR. Abu Daud dan at Turmudzi8. Duduk di Bagian Paling BelakangAnjuran ini ditujukan bila majelis memang sudah penuh. Tertuang dalam hadits dari Jabir bin Samrah berkata"Adalah kami bila mendatangi tempat Rasulullah SAW duduk salah satu di antara kami sampai selesai." HR. Tirmidzi dan Abu Daud9. BergeserDari Abdullah bin 'Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda"Tidak halal bagi seorang untuk menggeser dua orang, kecuali dengan izinnya." HR. Tirmidzi dan Abu Daud10. Dilarang Mendengarkan Pembicaraan LainPembicaraan lain selain keterangan guru tidak diperkenankan untuk didengarkan dalam suatu majelis. Ada baiknya jamaah mendengarkan dengan seksama kajian dalam majelis tersebut. Dari Ibn Abbas RA dari Rasulullah SAW bersabda"Barangsiapa bermimpi yang belum pernah dilihat sebelumnya, maka akan dibebankan padanya untuk mengikat antara dua rambut kecil dan tidak akan pernah dilakukannya, dan barangsiapa memperdengarkan hadits suatu kaum/kelompok dan kelompok tersebut tidak menyukainya atau bahkan lari daripada khabar tersebut maka akan diguyurkan pada telinganya al-unuk pada hari qiyamat, dan barangsiapa menggambar maka akan dibebankan padanya untuk meniupkan ruh pada gambar tersebut, tapi dia tidak bisa." HR. Al-BukhariNah, detikers itulah tadi doa penutup majelis yang sebaiknya dipanjatkan saat akhir ceramah. Semoga dengan menyimak majelis dan menutup dengan doa, akan mengantarkan kita pada keberkahan, aamiin ya robbal alamin. Simak Video "MAKI Bakal Bawa Perkara 75 Pegawai KPK ke MK" [GambasVideo 20detik] aau/fds

tulisan arab majlis ta lim